in

Kata kata bijak untuk Palestina penyemangat saudara kita

Kata kata bijak untuk palestina

Kata kata bijak untuk palestina

Kata kata bijak untuk palestina – Berkaitan dengan peperangan yang berkepanjangan dan berbagai penyerangan brutal yang telah dilakukan oleh israel terhadap warga Palestina, oleh karena itu sebagai bentuk kepedulian aku terhadap muslim di palestina yang tetap berjuang mempertahankan bangsa, negara, dan agama nya, maka aku MENGUTUK segala yang telah di perbuat oleh israel terhadap muslim Palestina.

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” [QS. Ash Shaff,61 :14]

Saudaraku sebangsa dan setanah air,ayo update status di jejaring sosial facebook atau twitter milik kita untuk palestina agar para zionis laknatullah mengetahui bahwa kita ada dan mendukung saudara kita di palestina. jangan lupa save gambar-gambar dukung palestina untuk profil dp blackberry, facebook atu twitter kita. semoga Allah memberikan petunjuk untuk kita. inilah Kata-Kata Bijak Untuk Palestina.

Bocah-bocah kecil itu

Berlari, melompat, dan menyerbu

Lihat kawan,mereka beradu dengan bom dan peluru

Hanya dengan batu-batu

Bocah-bocah kecil itu

Menerjang tiada gentar

Memburu tiada ragu

Ini semua bukan di negeri khayalan

Ini semua kejadian nyata yg ada di sana,

Di tanah kelahiran para Nabi,di Palestina

Tak ada paksaan untuk mereka bergerak

Tak ada pula hadiah pengganti luka-luka mereka

Itu semua hanya karena mereka inginkan keridhoan-Nya

Dan semata-mata inginkan surga-Nya

Dan bumi Palestina merdeka,dr tangan yahudi Laknatullah

Jangan tanya kapan mereka akan berhenti

Jangan tunggu kapan mereka akan mengeluh

Karna mereka akan selalu kembali

Tuk bebaskan tanah suci dan bebaskan saudara/i mereka

Dan disana akan selalu terdengar

Lemparan batu dan teriakan Allahu Akbar..!!

Siapa bilang meraka kalah.?

siapa bilang mereka menangis.?

Bahkan lawanpun ketakutan

dan gemetar mencari tempat perlindungan karena keberanian mereka

Siapa bilang mereka salah.? siapa bilang mereka cengeng

Bahkan para Malikat dan langitpun memujinya,memuji semua keberanianya

Karena mereka selalu percaya,akan janji Allah

Mereka percaya bahwa Allah akan selalu bersama mereka

Menemani hari-hari meraka, desah nafas-Nya, di relung hati-Nya

Allahhu Albar,Allahhu Akbar.

gemuruh takbir itu akan selalu terdengar di bumi Palestina Tercinta.

Puisi Palestina :

“Ayah !! Kata mereka kau penjahat.

Padahal sebenarnya engkau bukanlah penjahat

“Ayah..!! mengapa mereka jauhkan aku darimu

mereka menagkapmu tanpa memberi kesempatan untuk menciumku 

meskipun hanya sekali, atau mengusap air mata Ibu.

“Ibu…!! aku melihat air mata dikelopak matamu setiap pagi

Apakah Palestina tidak berhak diberi Pengorbanan ??

setiap hari aku bertanya kepada matahari

Ibu…,!! apakah ayah akan kembali pada suatu hari

ataukah dia akan pergi selamanya sampai hari qiyamat

atau dia akan mengusap air mata ibu yang terus menetes setiap hari ??

Wahai Ayah !!! dimanakah engkau ???

Oohhh…., Bayi-bayi yang dijajah

kini telah datang hari raya baru setelah hari raya tahun lalu

dan bayi baru pun terlahir setelah bayi yang itu

dan para syuhada’ berguguran setelah gugurnya syahid yang lalu

sedang ayah masih disembunyikan dibalik jeruji besi

dalam sel mengerikan yang tidak layak dihuni manusia

mana hari kemenangan dan kehancuran penjara besi itu ??

Malulah Kalian …
Malulah kalian ….

Malulah Kalian …

Aku ingin ayah pulang

Aku ingin ayah pulang

Aku ingin ayah pulang….

Kata kata bijak untuk palestina

TidakPerlu Menghujat ISRAEL.
Karena dunia tidak akan memperhatikanmu
Cukup do’akan saudarakita di palestina !

Ketika rumah-rumah mu diruntuhkan bulldozer
dengan suara gemuruh menderu, serasa pasir
dan batu bata dinding kamartidurku bertebaran
di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan
mengepulkan debu yang berdarah.

Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan
apelmu dilipat-lipat sebesar saputangan lalu di
Tel Aviv dimasukkan dalam fail lemari kantor
agraria, serasa kebun kelapa dan pohon mang-
gaku di kawasan khatulistiwa, yang dirampas
mereka.

Ketika kiblat pertama mereka gerek dan keroaki bagai
kelakuan reptilia bawah tanah dan sepatu-
sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening
kita semua, serasa runtuh lantai papan surau
tempat aku waktu kecil belajar tajwid Al-Qur’an
40 tahun silam, di bawahnya ada kolam ikan
yang air gunungnya bening kebiru-biruan kini
ditetesi air mataku.

Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan
umur mereka, menjawab laras baja dengan tim-
pukan batu cuma, lalu dipatahi pergelangan
tangan dan lengannya, siapakah yang tak
menjerit serasa anak-anak kami Indonesia jua yang
dizalimi mereka – tapi saksikan tulang muda
mereka yang patah akan bertaut dan mengulur
kan rantai amat panjangnya, pembelit leher
lawan mereka, penyeret tubuh si zalim ke neraka.

Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan, Samir Al-
Qassem, Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim
Jabra, Nizar Qabbani dan seterusnya yang diba-
cakan di Pusat Kesenian Jakarta, jantung kami
semua berdegup dua kali lebih gencar lalu ter-
sayat oleh sembilu bambu deritamu, darah kami
pun memancar ke atas lalu meneteskan guratan
kaligrafi

Ketika pabrik tak bernama 1000 ton sepekan memproduksi
dusta, menebarkannya ke media cetak dan
elektronika, mengoyaki tenda-tenda pengungsi
di padang pasir belantara, membangkangit reso-
lusi-resolusi majelis terhormat di dunia, mem-
bantai di Shabra dan Shatila, mengintai Yasser
Arafat dan semua pejuang negeri anda, aku pun
berseru pada khatib dan imam shalat Jum’at
sedunia: doakan kolektif dengan kuat seluruh
dan setiap pejuang yang menapak jalanNya,
yang ditembaki dan kini dalam penjara, lalu
dengan kukuh kita bacalah
‘laquwwatta illa bi-Llah!’

Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Tanahku jauh, bila diukur kilometer, beribu-ribu
Tapi azan Masjidil Aqsha yang merdu
Serasa terdengar di telingaku.

Puisi ANak Palestina :

Ayah…
kenapa mereka melarangku untuk bertemu denganmu
Mereka menahanmu tanpa memberikan kesempatan kepadaku untuk memelukmu
Tak memberikan kesempatan pula memeluk Ibuku dan menghapus air matanya

Ibu…
Aku melihat air mata menetes dari wajahmu setiap pagi
Tanpa ada yang menghapusnya
Aku hanya bisa mengadu sambil menatap matahari dengan pandangan kosong

Ibu…
Kapan aku bisa bertemu dengan Ayah
Adakah kepastian Aku bertemu dengan Ayah, wahai Ibu…

Ayah…
Dimana Kamu?
Mereka terus membangun pemukiman milik Yahudi
Aku bunga Palestina nomor ktp ku 70 ribu
Sejak pagi aku belum bertemu dengan Ayah…

Hari raya demi hari raya
Satu persatu anak Palestina lahir
Satu persatu syahid berguguran
Dan selama itu Ayahku dibalik jeruji penjara zionis israel
Dibalik tempat yang layak dihuni oleh seorang budak

Ayah…
Kapan datang hari dimana Ayahku bebas dari jeruji penjara?
Aku ingatkan kepada mereka yang setiap pagi bebas mencium pipi anaknya
Aib, jika Anda membiarkan Ayahku terus dibalik penjara
Tanpa memberikan kesempatan menciumku
Aku ingin Ayah…
Aku ingin Ayah kembali padaku….

 Surat Untuk Palestina :

“Untuk saudaraku di Indonesia, mengapa saya harus memilih dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia. Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?

Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari jama’ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.

Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama’ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji dari negara kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian. Wah pasti uang kalian sangat banyak, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang memnunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, Subhanallah.

Wahai saudaraku di Indonesia,

Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di Gaza ini, tidak dilahirkan di negri kalian saja. Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negri kalian aman, kaya, dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negri kalian.

Pasti ibu-ibu disana amat mudah menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapoatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.

Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku, tidak seperti di negri kami ini. Tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah. Sehingga istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil, ya di atas mobil saudaraku.!

Susu formula bayi adalah barang langka di Gaza sejak kami diblokade 2 tahun yang lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga 2 tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar Asi mereka, istri kami rela minum air rendaman gandum.

Namun, mengapa di negri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya. Terkadang ditemukan mati di parit-parit, selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dari informasi di televisi.

Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negri kalian adalah negri yang tertinggi kasus aborsinya untuk wilayah Asia. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina seperti itu? Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami disini.

Memang hampir setiap hari di Gaza sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau got-got apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati syahid karena serangan roket tentara Israel!

Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan Zionis Israel. Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negri ini.

Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 Desember 2009 kemarin, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!

Wahai saudaraku di Indonesia,
Negri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena sulit mencari rizki disana? Apa negri kalian diblokade juga?

Perlu kalian ketahui saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi, apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade. Sungguh kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai tata usaha di kantor pemerintahan HAMAS sudah 7 bulan ini belum menerima gaji bulanan saya. Tetapi Allah SWT yang akan mencukupkan rizki untuk kami.

Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku.

Dan Perdana Menteri kami, Ust Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai saudaraku di Indonesia,

Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqah pembinaan di negri antum (anda). Seperti yang diceritakan teman saya, program pengajian kalian pasti bagus, banyak kitab mungkin yang kalian yang telah baca. Dan banyak buku-buku pasti sudah kalian baca. Kalian pun bersemangat kan? Itu karena kalian punya waktu.

Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini. Satu jam, ya satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqah. Setelah itu kami harus terjun ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami.

Kami disini sangan menanti-nantikan saat halaqah tersebut walau hanya satu jam. Tentu kalian lebih bersyukur. Kalian punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqah, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful disana.

Halafalan antum pasti lebih banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang HAMAS disini wajib menghapal Surah Al-Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?

Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acar wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan diantara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an dan umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kimi disini. Di Gaza tidak ada SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan. Disini anak-anak belajar diantara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun kurma. Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh dianatara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.

Oh iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur. Karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.

Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini, termasuk kalian yang di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan , saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhwah kalian kepada kami. Doa-doa dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.

Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi. Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam dan ulama-ulama kalian.

Saudaramu di Gaza,

Abdullah Al Ghaza.

Demikianlah  Kata-Kata Bijak Untuk Palestina dan ditambah lagi puisi-puisi anak palestina yang dapat kami rangkum mudah-mudahan setelah anda membaca penutup dari surat untuk palestina memberikan kita motivasi untuk selalu mendukung kemerdekaan palestina,semoga ALLAH SWT mengutuk zionisme laknatullah ISRAEL. 

SIMAK JUGA

Free coin master

Free Coin Master bisa didapatkan dengan cara berikut ini

Vote pmwl 2020

Cara Vote PMWL 2020. Ayo vooting pmwl 2020 #INDOpride